- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Travellers
Cerita Perjalanan KKL
TS
Nugrahaaaa
Cerita Perjalanan KKL
Halo Gan! Sudah lama tidak menulis di Kaskus. Hari ini ane akan coba berkisah mengenai pengalaman KKL akhir tahun lalu.
Fyi, ane adalah mahasiswa dari Sumatera yang belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di tanah Jawa. Ehehehe.
Jadi, ini adalah pengalaman pertama ane.
Ada beberapa kisah. Ini yang pertama: Prolog.
Fyi, ane adalah mahasiswa dari Sumatera yang belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di tanah Jawa. Ehehehe.
Jadi, ini adalah pengalaman pertama ane.
Ada beberapa kisah. Ini yang pertama: Prolog.
Spoiler for Prolog:
Senin, 17 Desember 2018
Adalah pagi-pagi sekali aku telah bangun. Sebelum Shubuh. Ini adalah hari yang cukup penting, biaya yang dikeluarkan pun cukup besar. Hari ini aku akan berangkat KKL ke Pulau Jawa. Pengalaman yang cukup menarik, mengingat aku belum pernah kemanapun sebelumnya. Aku paling jauh pergi hanya ke Indralaya, ke Ponpes Raudhotul Ulum Sakatiga Ogan Ilir (berjarak sekitar 42 km dari rumah, atau 8 km dari kampus Unsri Layo atau Indralaya). Btw, setiap hari sih aku ke kampus Layo yang jaraknya sekitar 34 km dari rumah. Biasanya menggunakan bus dengan ongkos 8 ribu rupiah.
Apa itu KKL?
KKL adalah kepanjangan dari Kuliah Kerja Lapangan, atau yang kini bernama PKL (Praktek Kerja Lapangan). Aku telah mendengar desas-desus kegiatan ini sejak semester 1. Biasanya, kegiatan KKL ini ke perusahaan di Pulau Jawa, sekaligus jalan-jalan. Namun, pernah ada dari jurusan lain yang KKL nya "hanya" ke sekitaran Sumatera (Lampung dan Sumatera Barat).
Aku mendengar dari kakak tingkat bahwa biayanya dapat mencapat 3 juta rupiah bahkan lebih. Ada dosen juga yang telah memberi saran baiknya agar menabung sedini mungkin. Alhamdulillah aku telah menabung sejak semester 2. Walaupun, ternyata banyak terpakai untuk keperluan lain seperti membeli ponsel yang rusak.
Kebiasaanku dulu adalah menyisihkan sedikit uang jajan untuk masuk ke dalam celengan ayam (Walaupun pada hakikatnya Celeng berarti Babi).
Aku memasukkan uang semisal 2 ribu rupiah per hari. Artinya, satu bulan bisa mendapat uang sebesar Rp 60.000. Selain itu, sumber pemasukan celenganku adalah keuntungan berjualan pulsa. Rasanya, aku bisa menabung Rp 100.000 per bulan, yang berarti satu bulan bisa terkumpul uang sebesar Rp 160.000. Jika aku istiqomah, mungkin satu setengah tahun uang 3 juta rupiah bisa terkumpul.
Di pertengahan jalan, ponselku yang merk Microsoft Lumia rusak, terpaksa harus membeli ponsel baru. Aku putuskan membeli ponsel merk Samsung dengan harga sekitar Rp 1,6 juta. Tabunganku kembali terkuras.
***
Seiring berjalannya waktu, sekitar akhir tahun 2017 booming Film AAC 2 alias Ayat Ayat Cinta 2. Alhamdulillah bisa menonton di bioskop pada hari perdana penayangan. Seketika aku ingat, bahwa aku pernah punya file pdf novel Ayat Ayat Cinta. Ku baca sampai habis. Ternyata begitu inspiratif. Selain itu juga ku baca Ketika Cinta Bertasbih (KCB) dan Ketika Cinta Bertasbih 2. Luar biasa inspiratif. Dan akhirnya ku baca pula Ayat Ayat Cinta 2.
[s]Sayangnya, semua yang kubaca adalah bentuk free pdf alias bajakan! [/s]Hikss ((
Tauladan tokoh Fahri pada AAC atau Azam pada KCB adalah, mereka ketika mahasiswa menjadi seorang wirausaha. Hal itu lah yang ku tiru. Aku berfikir merenung hingga sampai pada kesimpulan: Aku akan membuka bisnis Snack.
Bisnis Snack ini pertama kali diluncurkan pada Februari 2018. Promosi awal hanya dilakukan melalui jarkom pada grup grup WA dan Line. Status instagram dan Facebook pun tak ketinggalan. Akhirnya di bulan itu dapat tiga order. Awalan yang bagus. Alhamdulillah. Nanti kapan-kapan aku akan menulis kisah detail tentang bisnis Snack ini.
Kembali ke topik.
Uangku akhirnya terkumpul, ternyata biaya KKL sebesar Rp 3.850.000. Oh ya, sebelumnya uang tabungan ku gunakan untuk hal lain yang cukup urgent; membeli motor!
Motor sudah hampir menjadi kebutuhan pokok karena aku memiliki mobilitas yang cukup tinggi; organisasi, rapat hingga mengantar orderan snack. Maka harus ditunjang akses kendaraan pribadi. Qodarullah, ada teman yang menawarkan motor sepupunya untuk dijual. Aku beli motor tersebut seharga Rp 5 juta.
Beruntung, pembayaran KKL memiliki sistem subsidi silang. Artinya, jika tidak sanggup membayar uang sejumlah itu. Bayarnya bisa kurang. Ada subsidi hingga total Rp 10 juta. Rasaya, aku kemarin hanya membayar Rp 3.150.000. Dan beruntungnya lagi, di akhir kami mendapat cashback Rp 850.000 karena mendapat dana dari Fakultas dan Jurusan.
Cerita perjalanan dimulai...
Bersambung...
Adalah pagi-pagi sekali aku telah bangun. Sebelum Shubuh. Ini adalah hari yang cukup penting, biaya yang dikeluarkan pun cukup besar. Hari ini aku akan berangkat KKL ke Pulau Jawa. Pengalaman yang cukup menarik, mengingat aku belum pernah kemanapun sebelumnya. Aku paling jauh pergi hanya ke Indralaya, ke Ponpes Raudhotul Ulum Sakatiga Ogan Ilir (berjarak sekitar 42 km dari rumah, atau 8 km dari kampus Unsri Layo atau Indralaya). Btw, setiap hari sih aku ke kampus Layo yang jaraknya sekitar 34 km dari rumah. Biasanya menggunakan bus dengan ongkos 8 ribu rupiah.
Apa itu KKL?
KKL adalah kepanjangan dari Kuliah Kerja Lapangan, atau yang kini bernama PKL (Praktek Kerja Lapangan). Aku telah mendengar desas-desus kegiatan ini sejak semester 1. Biasanya, kegiatan KKL ini ke perusahaan di Pulau Jawa, sekaligus jalan-jalan. Namun, pernah ada dari jurusan lain yang KKL nya "hanya" ke sekitaran Sumatera (Lampung dan Sumatera Barat).
Aku mendengar dari kakak tingkat bahwa biayanya dapat mencapat 3 juta rupiah bahkan lebih. Ada dosen juga yang telah memberi saran baiknya agar menabung sedini mungkin. Alhamdulillah aku telah menabung sejak semester 2. Walaupun, ternyata banyak terpakai untuk keperluan lain seperti membeli ponsel yang rusak.
Kebiasaanku dulu adalah menyisihkan sedikit uang jajan untuk masuk ke dalam celengan ayam (Walaupun pada hakikatnya Celeng berarti Babi).
Aku memasukkan uang semisal 2 ribu rupiah per hari. Artinya, satu bulan bisa mendapat uang sebesar Rp 60.000. Selain itu, sumber pemasukan celenganku adalah keuntungan berjualan pulsa. Rasanya, aku bisa menabung Rp 100.000 per bulan, yang berarti satu bulan bisa terkumpul uang sebesar Rp 160.000. Jika aku istiqomah, mungkin satu setengah tahun uang 3 juta rupiah bisa terkumpul.
Di pertengahan jalan, ponselku yang merk Microsoft Lumia rusak, terpaksa harus membeli ponsel baru. Aku putuskan membeli ponsel merk Samsung dengan harga sekitar Rp 1,6 juta. Tabunganku kembali terkuras.
***
Seiring berjalannya waktu, sekitar akhir tahun 2017 booming Film AAC 2 alias Ayat Ayat Cinta 2. Alhamdulillah bisa menonton di bioskop pada hari perdana penayangan. Seketika aku ingat, bahwa aku pernah punya file pdf novel Ayat Ayat Cinta. Ku baca sampai habis. Ternyata begitu inspiratif. Selain itu juga ku baca Ketika Cinta Bertasbih (KCB) dan Ketika Cinta Bertasbih 2. Luar biasa inspiratif. Dan akhirnya ku baca pula Ayat Ayat Cinta 2.
[s]Sayangnya, semua yang kubaca adalah bentuk free pdf alias bajakan! [/s]Hikss ((
Tauladan tokoh Fahri pada AAC atau Azam pada KCB adalah, mereka ketika mahasiswa menjadi seorang wirausaha. Hal itu lah yang ku tiru. Aku berfikir merenung hingga sampai pada kesimpulan: Aku akan membuka bisnis Snack.
Bisnis Snack ini pertama kali diluncurkan pada Februari 2018. Promosi awal hanya dilakukan melalui jarkom pada grup grup WA dan Line. Status instagram dan Facebook pun tak ketinggalan. Akhirnya di bulan itu dapat tiga order. Awalan yang bagus. Alhamdulillah. Nanti kapan-kapan aku akan menulis kisah detail tentang bisnis Snack ini.
Kembali ke topik.
Uangku akhirnya terkumpul, ternyata biaya KKL sebesar Rp 3.850.000. Oh ya, sebelumnya uang tabungan ku gunakan untuk hal lain yang cukup urgent; membeli motor!
Motor sudah hampir menjadi kebutuhan pokok karena aku memiliki mobilitas yang cukup tinggi; organisasi, rapat hingga mengantar orderan snack. Maka harus ditunjang akses kendaraan pribadi. Qodarullah, ada teman yang menawarkan motor sepupunya untuk dijual. Aku beli motor tersebut seharga Rp 5 juta.
Beruntung, pembayaran KKL memiliki sistem subsidi silang. Artinya, jika tidak sanggup membayar uang sejumlah itu. Bayarnya bisa kurang. Ada subsidi hingga total Rp 10 juta. Rasaya, aku kemarin hanya membayar Rp 3.150.000. Dan beruntungnya lagi, di akhir kami mendapat cashback Rp 850.000 karena mendapat dana dari Fakultas dan Jurusan.
Cerita perjalanan dimulai...
Bersambung...
-=delicious=- memberi reputasi
1
465
Kutip
0
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan