Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

naoki59Avatar border
TS
naoki59
West Sumatera I'm in love #Part1
Pada kali ini gw mau sedikit berbagi kisah indah perjalanan gw ke barat, bukan ingin mencari kitab suci seperti gokong dkk tapi melarikan dari penatnya dunia kerjaan. emoticon-Traveller Di awal tahun 2015 gw sudah merencanakan suatu perjalanan panjang di bulan agustus untuk menikmati indahnya pulau jawa yang dimulai dari nonton kejuaraan dunia bulutangkis di Jakarya yang hampir 20 tahun lebih Indonesia tidak menjadi tuan rumah, berlanjut ke Semarang untuk kemudian snorkeling menikmati indahnya bawah laut Pulau Karimun Jawa, berlanjut menikmati nyamannya wisata Yogjakarta dan berakhir ke Bogor yang menyajikan paralayang di puncak dan bisa reuni lagi dengan sahabat kecilku Isandre yang setelah selesai S1 di tahun 2013 memutuskan untuk tinggal di Bogor bersama orang tuanya yang pindah tugas dari Palembang ke Bogor. Manusia bisa berencana namun Tuhan yang menentukan, mungkin itu kalimat yang pas untuk mengawali kisah ini. Januari hingga Mei terlalu penat untuk di refresh di bulan Agustus sehingga aku memutuskan untuk mencari selingan untuk ke Kuala Lumpur atau Kepulauan Bintan di awal Juni agar ketika puasa tiba kepala gw tidak dipenuhi kekesalan, hahaha.. emoticon-Toast Dan pemirsaaa, teman kuliah gw dulu seketika bercerita tentang eloknya Sumatera Barat mulai dari pantainya hingga ke wisata gunungnya. Tanpa fikir langsung gw memutuskan bulan Juni gw harus ke Barat untuk membunuh rasa jenuh dan satu alasan yang mungkin kubiarkan gw dan Tuhan saja yang tahu. Satu hal yang membuat gw galau sebelum pergi ke ranah minang adalah jadwal keberangkatan karena gw mau mengajukan cuti disaat penuhnya jadwal cuti rekan-rekan yang mau training ke Osaka, Jepang dan persiapan finishing makalah kendali mutu di tempat kerja dimana salah satu dari anggota gugus adalah gw yang mungkin cuma sebagai pelengkap nama saja. Hahaha.. Satu lagi yang membuat galau adalah karena belum pastinya dapat izin cuti mendadak, gw galau menentukan berangkat kesana via udara yang cuma ditempuh satu jam atau via darat yang ditempuh satu hari. Sekedar informasi, rute Palembang - Padang via udara secara langsung hanya disiapkan oleh satu maskapai dan hanya ada di kamis, sabtu dan minggu sore. Setelah bergalau ria, akhirnya kuputuskan 31 Mei  2015 gw berangkat ke Padang via udara demi mempersingkat waktu dan menyimpan tenaga. Cukup satu jam saja, gw sudah mendarat di Kabupaten Padang Pariaman dan sebelum mendarat kita sudah disajikan indahnya lautan yang terdapat pulau-pulau kecil. Welcome to Minangkabau International Airport, dan tak sengaja gw bertemu teman seangkatan kerjaku Ifan di tempat pengambilan barang dari bagasi. Kebetulan temanku satu ini akan menikah beberapa hari lagi di Padang tempat kelahirannya. Setelah keluar bandara pun gw disambut oleh sahabatku Andika yang telah menceritakan indahnya Sumatera Barat. Tanpa panjang lebar kami langsung ke kost Andika dan bersiap menuju Universitas Andalas yang begitu indah pemandangannya.



Bangunannya begitu khas Minang dengan atap yang tak mungkin kutemui di kampus gw dulu. Andika bilang Universitas Andalas adalah salah satu kampus wisata di Indonesia, sayang gw ga bisa mengabadikan gambar di depan gerbang Universitas Andalas karena terlalu rame orang disana haha..
Aliran air sungai mewarnai nuansa tidur malam ini dan tak perlu pendingin ruangan disini. emoticon-Matabelo

Welcome June, tanpa basa basi Andika langsung membawaku untuk mengelilingi Sumatera Barat dengan motor kesayangannya. Kami memulai langkah dengan meninggalkan Padang melalui Padang Pariaman, Pariaman dan kami berhenti sejenak untuk mengabadikan foto di Air Mancur Lembah Anai yang terletak di pinggir jalan raya trans Sumatera yang menghubungkan Kota Padang dengan Bukit Tinggi, tepatnya di Nagari Singgalang, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Propinsi Sumatra Barat.


Menurut cerita Air Terjun Lembah Anai atau orang sana sering memanggil Aia Tajun Lembah Anai memiliki 3 air terjun di daerah ini, satu di pinggir jalan tempat kami mengabadikan kenangan dan dua lagi tertutup lebatnya hutan sehingga masih banyak yang tidak mengetahuinya. PR nih buat dinas pariwisata, hehe emoticon-Recommended Seller
Kami melanjutkan perjalanan dan jam telah menunjukkan pukul 12 siang dan kami memutuskan untuk istirahat, sholat dan makan di waktu siang bukan makan siang karena jika siang kami makan, maka besok hanya ada pagi dan malam saja,emoticon-Hammer2 hahaha. Saat di rumah makan, yang pertama gw cari adalah kerupuk jangek dan dendeng yang sering gw makan di Palembang. Tentu makanan ini jauh lebih asli karena memang asli dari kampung halamannya. Kerupuk jangek disini terbuat dari kulit sapi atau kerbau yang berbeda dengan replikanya di Palembang, dendengnya pun begitu crispy.emoticon-Blue Guy Cendol (L)



Hujanpun datang, karena dikejar waktu kami terus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan mantel menuju Puncak Lawang, Kabupaten Agam. Disepanjang jalan akan kita lihat pemandangan yang menyejukkan mata dan plat bertuliskan Asmaul Husna dengan jalan sangat berkelok. Disini kecermatan dan kehati-hatian sangat diperlukan agar tidak terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, lalu tenggelam dalam lautan luka dalam ala Rumor. Setelah adrenalin meningkat dengan jalan yang berkelok, akhirnya kami tiba di Puncak Lawang. emoticon-Traveller



Disinilah tempat yang akan membawa kita menikmati panorama Danau Maninjau yang dikelilingi bukit hijau yang dipayungi awan putih dan sekitarnya dengan paralayang. Setelah Andika tawar menawar menggunakan bahasa Padang dengan pilotnya, akhirnya biaya paralayangnya 650k saja dari penawaran sekitar 1juta. Lumayan deh daripada lumampus.emoticon-Takut


Ini adalah pengalaman pertama gw berparalayang dengan bantuan Da Aciang. Ini Indonesia dengan indahnya lukisan Tuhan yang membuatku selalu yakin suatu hari Indonesia akan menjadi negara terkuat di dunia. Mungkin gw datang disaat yang tepat, angin begitu kencang dan kabut sudah menipis sehingga kita bisa melayang dengan durasi yang cukup lama dan mata mampu memandang tanpa gangguan untuk menikmati salah satu spot paralayang terbaik di Asia Tenggara.



Setelah melayang di udara, kita akan landing di pinggir Danau Maninjau yang begitu indah dengan sambutan teh hangat untuk sedikit mengurangi rasa mual gw sebagai pemula dalam paralayang dan gw yakin suatu hari gw bakal balik lagi kesini.


Selanjutnya kita akan kembali ke Puncak Lawang dan akan melewati Kelok 44 yang sangat ekstrim dan meningkatkan adrenalin kembali. Hujan deras menambah tantangan dalam mengarungi jalan. Ada beberapa mobil tak mampu naik mungkin karena mobilnya tak mumpuni atau kendala lainnya. Setelah kembali ke puncak, gw meminta hasil jepretan dan video ketika melayang di udara,.
Sumatera Barat adalah surganya bagi pecinta Paralayang. Masih banyak spot lain seperti di Bukit Mandeh, Bukit Langkisau, Gunung Bungsu Payakumbuh, dan masih banyak lagi. Dan yang pasti indah semua spotnya. Setelah selesai berkemas gw dan Andika melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi dan kembali ditemani hujan deras. Maghrib pun tiba, kami memutuskan untuk sholat di perbatasan Kabupaten Agam dengan Bukittinggi. Mie Aceh pun menjadi pilihan kami untuk menahan lapar sementara. Hujan sedikit reda, kami pun langsung menuju Bukittinggi dan mencari penginapan untuk bermalam di Bukittinggi. Mungkin karena besok adalah hari libur bersama, kami sedikit kesulitan menemukan penginapan ala backpacker atau Andika sering menyebut Turis Kere. Untunglah kami menemukan penginapan yang layak dengan fasilitas televisi meski tanpa fasilitas air hangat untuk mandi yang tidak bermasalah buat kami yang tidak suka mandi. Hahaha.. emoticon-Shakehand2
Hujan masih betah menemani malam di Bukittinggi, kami pun hanya menonton televisi dan berbaring melepas lelah terutama Andika yang seharian ini membawa motor yang semakin membuatku yakin Tuhan telah memberikanku rezeki seorang sahabat yang sangat baik hati meski kami hanya 1 tahun berada di kampus yang sama sebelum dia memutuskan untuk pindah ke kampus dekat kota kelahirannya. Hujan akhirnya reda, Andika pun mengajakku berkeliling Bukittinggi. Cukup berjalan kaki kamu bisa menikmati indahnya Bukittinggi dan untuk malam ini kami memutuskan hanya menikmati indahnya Jam Gadang di malam hari.


Jika melihat jam Gadang, perhatikan dengan seksama apa kejanggalan dalam jam tersebut. Dan itu PR buat kalian biar mampir ke Bukittinggi, emoticon-Traveller.
Setelah mendapatkan spot yang indah untuk mengabadikan gambar, kami kembali dan mengisi energi di warung makan di dekat penginapan setelah sebelumnya hanya bisa melewati rumah Sang Proklamator Moh. Hatta. Setelah energi penuh kami pun memutuskan untuk kembali ke penginapan untuk tidur dengan suasana yang sangat dingin.
Diubah oleh naoki59 29-06-2015 04:16
0
1.9K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan