MERDEKA.COM. Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan bakal membidik lebih luas praktik rasuah. Mereka merasa saat ini perlu memberangus praktik pity corruption (korupsi kecil-kecilan) tapi marak dilakukan, di samping tetap menyasar para pelaku rasuah tingkat tinggi.

Menurut Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, taktik baru itu bernama soft enforcement (penindakan dengan halus). Salah satu caranya adalah dengan memberi efek kejut melalui inspeksi mendadak. Sasarannya adalah aparat yang kerap menerima suap, gratifikasi, atau bahkan mengutip pungutan liar kepada masyarakat saat menggunakan berbagai layanan publik.

"Kita rencanakan, berdasarkan masukan dari masyarakat, KPK nanti akan memutuskan untuk sidak di berbagai tempat pelayanan publik lainnya," kata Bambang kepada awak media di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/8).

Bambang menyatakan, strategi itu bakal diterapkan berkaca dari hasil inspeksi gabungan mendadak di Bandara Soekarno-Hatta, tiga hari sebelum Idul Fitri. Meski begitu, dia mengaku juga harus mempertimbangkan kondisi dan kesiapan tim penyidik, serta laporan masyarakat buat melaksanakan hal itu. Sebab, lanjut dia, para penyidik saat ini sudah terbagi dalam beberapa satgas buat menyelesaikan kasus korupsi di KPK.

Namun, Bambang mengakui pelaksanaan sidak memang tidak menyelesaikan masalah. Tetapi, dia merasa hal itu perlu dilakukan sebagai cara alternatif buat membongkar praktik lancung para pegawai negeri dan penyelenggara negara.

"Tapi nanti perbaikannya itu membangun pemerintahan melalui pelayanan publik. Supaya nanti bisa meminimalisasi potensi pemerasan, percaloan, dan lain-lain. Jadi ini memang agak beda strateginya," lanjut Bambang.

Sumber: Merdeka.com