gue mau buka beberapa poin dari blunder taktik nya keong , ga semua bisa gue buka , dan lg g segampang itu menganalisa sesuatu lewat ketikan , jd gue buka apa yang bisa gue buka .

poin pertama , ada begitu banyak rumus2 dasar dalam taktikal dan salah satunya adalah kenaikan garis batas akhir di sisi kiri akan menyebabkan penurunan garis batas akhir di sisi kanan , dan sebaliknya , garis batas akhir ( istilah kerennya defensive line ) yang naik di satu sisi akan menyebabkan turunnya garis batas akhir di sisi berlawanan.

itu dulu.
kemarin itu , either pelatih uzbek ataupun keong sama2 melawan rumus dasar itu.
yang satu tenggelam dalam kebodohan dan yang satu nya ikutan tenggelam.

gue ngerti maksudnya pelatih uzbek.
dia itu tidak berani menaikkan garis pertahanan dia , jd otomatis ketika pressing , ada 5 orang pressing didepan membentuk trapesium sementara 5 lainnya jadi patung dibelakang dan bener2 deep banget dibelakang ( pelatih uzbek polos sekali , maksudnya supaya untuk meredam speed dari winger timnas , sesimpel itu )
ini jelas blunder taktik
tp keong ikutan tolol.

kita sama2 tau hal lumrah dalam sepakbola
tim yg lebih bagus otomatis garis pertahanannya tinggi , tim yang lebih lemah mau tidak mau garis pertahanannya rendah .
sesimpel itu.

harusnya klo keong paham taktik , dia memaksa uzbek untuk menggunakan high defensive line. caranya gimana? ya kembali lg ke buku , gue curiga ni keong pas ngambil kursus bukunya mungkin dijadikan alas makan trus dia sibuk main poker.
harusnya ya pemain depan kita entah itu witan lino dan sananta wajib drop back ke belakang dan merapat sehingga mau tidak mau memaksa pemain2 belakang uzbek untuk menarik marker nya lebih tinggi di area mid . apakah sebuah tim bisa memaksa tim lain untuk menaikkan garis batas akhir? jawabannya bisa banget , itu kt pelajari dl pas sekolah pelatihan dan ini dasar banget.
tp itu tidak dilakukan alhasil yg kt liat itu macam laga futsal
5 vs 5 di area kt
5 vs 5 di area mereka

mid nya dibiarkan kosong, kembali lg yg satu terlalu polos yg satu terlalu bodoh.

dan klo katakanlah mau melakukan sesuatu diluar buku, maka gue sbg pelatih , hal diluar buku yg gue lakukan adalah switch position ivar dengan arhan , ivar pemain dengan lob pass terbaik , marselino seorang drop back ke mid . dengan harapan lob bola ivar sampai ke lino yg drop back ke mid . ( manfaatin blunder taktiknya uzbek yg kosong ditengah)
jd matematikanya , mid uzbek 0 , mid indo 1 . disitu kt menang jumlah
layaknya permainan catur , satu move mengubah segalanya dan klo yg diatas itu dilakukan , kt sudah menang move..

gue emosi ya liat pelatih setolol itu.
kalian bisa liat sendiri lah coba kalian putar ulang lg , 5 vs 5 dan 5 vs 5 tengah bolong , yang satu blunder yg satu ikutan blunder , sama2 tolol , pdhdl itu dasar sekali tp yg dasar begini pun ga tau.

itu kenapa gue mulai berpikir.
pep klo kt perhatikan selalu punya seorang temen buat diskusi , dulunya arteta sbg asisten pelatih.
skrng arteta jg sama
pep jg sama
selalu ada org disebelah dia yg diajak diskusi , itu perlu , itu gunanya ass pelatih dan keong g punya asisten pelatih yg capable
klo gue yg jd asisten pelatih dia
gue yakin match kemarin klopun kalah , murni kalahnya karena kualitas bukan dari segi taktik.