SR jadi gatel mau komen.

Sebelum ane bicara lebih lanjut tentang Potter, ane mau coba tanya ke agan-agan disini. Ngapain bahas Tuchel yang udh di pecat? Mau kalian nangis bersimbah darah juga Tuchel ga akan balik ngelatih Chelsea lagi. Selama ownernya masih Boehly. Move on dong yuk guys.

Nah untuk Potter, ane disini coba objektif lah ya. Potter itu baru menjabat jadi pelatih Chelsea pada tanggal 8 September 2022, artinya baru 2 bulan dia latih Chelsea. Dalam periode tersebut, Potter jadi sorotan karena mengalami 3 lose streak di dua ajang (EPL dan kebo cup). Kalau mau mengulik lebih dalam lagi tentang kekalahan tersebut, kita bedah satu per satu dulu yuk beberapa sektor yang menurut ane jadi faktor kenapa Potter mengalami kesulitan untuk memberikan kemenangan buat Chelsea.

1. Lini Serang
Sebetulnya tidak etis jika kita ingin komparasi antara lini depan Chelsea dengan Brighton. Tapi saya rasa ada kaitannya jika mau dibandingkan. Sebut saja Trossard dan Wellbeck di Brighton, mantan anak asuh Potter. Saya pribadi lebih melihat kedua nama itu lebih berbahaya dilini serang tim ketimbang para penyerang Chelsea saat ini. Kemampuan dribling, first touch dan hold bola pemain Brighton tersebut menurut saya jauh lebih baik dari pemain Chelsea. Kok bisa?

Coba agan yang suka skip-skip nonton Chelsea atau cuma nonton highlight saja, cari deh record dari awal musim hingga saat ini pertandingan Chelsea full match. Apakah agan yang sudah menonton secara full match tersebut melihat kemampuan first touch, hold bola dan gocekan dari Havertz, Sterling dan Aubameyang lebih baik ketimbang Trossard atau Wellbeck? Kalau masih belum yakin, coba tonton Brighton main. Bandingkan.. Lebih baik mana.

Artinya apa? Terlepas dari Potter itu pelatih medioker atau pelatih jenius, saya rasa tidak ada pelatih didunia ini yang mampu membuat timnya KONSISTEN untuk terus menang apabila punya lini serang yang memang tidak mumpuni. Diluar dari skill individu yang buruk, chemistry dari lini serang Chelsea juga tidak terlihat padu. Mengapa? Karena baik Sterling, Aubameyang ataupun Broja sekalipun, musim ini mereka baru bermain bersama. Dan perlu diingat. Tidak mudah membangun chemistry. Jika patokan agan-agan adalah Gabriel Jesus nya arsenal, mungkin karena Jesus memiliki kemampuan adaptasi yang cepat. Tapi tiap orang punya kemampuan beradaptasi yang berbeda-beda. Analoginya, tidak fair rasanya dikala kita baru direkrut suatu perusahaan tapi direksi sudah meminta kita tahu seluruh keinginan karyawan lain dalam kurun waktu 2 bulan. Dan kita dicap gagal karena tidak tau seluruh keinginan, kebiasaan dan tingkah laku karyawan lain.

2. Lini Tengah
Saya sampai sekarang betul-betul masih terheran-heran dengan keputusan pelatih dan board terdahulu hingga sekarang, mengapa tidak ada upgrade pemain di lini tengah. Saya pikir lini tengah Chelsea sedang tidak baik-baik saja. Chelsea kurang lini tengah kreatif, pengirim umpan-umpan mematikan (key passes, through passes) dan kreator.

Kovacic hanya gelandang box to box. Dia lihai dalam membawa bola dari lini belakang ke depan namun terlihat bingung harus memberikan bola kemana saat sudah mendekati kotak pinalti musuh. Lalu ada Jorginho sebagai DLP (deep-lying playmaker) yang katanya pengatur tempo permainan. Namun menurut kacamata saya, lebih banyak dia melakukan error pass atau dribble yang merugikan tim hingga bisa terkena counter attack dari musuh ketimbang banyak melakukan keypasses ke penyerang. Lalu ada Kante yang lebih sering cedera ketimbang mainnya, padahal jika fit, performanya mampu memudahkan tim untuk meraih kemenangan. Terakhir RLC, saya lihat orang ini terlalu medioker. Malas ngejar bola dan minim kontribusi untuk team. Bahkan sekelas Jorginho saja yang lambat lebih semangat kejar bola dan nutup ruang pergerakan lawan. Tapi RLC ini cuma bisa jogging.

Untuk nama-nama seperti Mount, Gallagher, Havertz sebagai Offensive midfielder / gelandang serang dibelakang penyerang, mereka juga terlalu egois. Alias tidak mau memberikan umpan ke rekan yang lebih punya kans cetak gol. Mereka memilih untuk melakukan tembakan. Aduh ini yang buat saya gregetan banget. Padahal di tim besar lain, banyak nama-nama pemain yang lebih besar ketimbang mereka tapi mereka tetap mau bermain kolektif. Lebih baik mengumpan dan menjadi gol ketimbang memaksakan menembak diruang yang sulit. Alhasil tidak gol. Entah apa yang ada dipikiran mereka. Posisi asli mereka itu apa? Pelayan atau penyerang. Padahal jika mau kurangi ego, banyak lho peluang-peluang yang bisa jadi gol di musim ini.

Ada kalanya lini depan kita juga butuh supply bola dari lini tengah maupun sayap. Namun hingga detik ini selama beberapa musim terakhir, saya tidak melihat Chelsea punya kreator yang visioner di lini tengah. Seperti City yang punya De Bruyne atau MU yang punya Bruno. Jelas saya rasa kita wajib punya satu-dua pemain seperti ini.

Kesimpulan:
Upgrade dulu deh dua sektor diatas. Walau kita sekarang sedang krisis bek sayap dan bek tengah yang sedang dilanda banyak cedera, namun saya pikir jika Chelsea tetap kreatif dan punya banyak umpan-umpan manja ke lini depan lalu juga lini depan yang kemampuan holding bola nya baik serta klinikal untuk konversi menjadi gol, saya pikir setidaknya kita bisa mudah mencetak gol.

Sudahi debat kubu pembela Potter dan juga Tuchel. Buang-buang energi saja.. Siapapun pelatihnya selama tidak ada kemauan dari pelatih dan board untuk upgrade pemain di sektor-sektor krusial, tetap saja sama siklusnya.