Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Usmar, pada tanggal 9 Mei 2019 mencuitkan soal pulung di akun Twitternya. Tidak ada angin tidak ada hujan, Musni Usmar menghubungkan keberhasilan seseorang menjadi president karena pulung.

Dalam mitologi Jawa, Pulung seolah menyimpan kekuatan gaib yang mengantarkan seseorang menduduki kursi kekuasaan. Melihat dari perspektif agama, ia ibarat wahyu yang dengannya seseorang menjalankan misi kenabian. Tak heran jika orang-orang Jawa dengan corak pandang konservatif melekatkan kemuliaan pada pulung. Bagaimanapun, ia identik dengan label atas kepemimpinan seseorang dalam suatu komunitas.

Masalahnya, pulung dipandang lebih ke arah mitos ataupun dongeng pemanis. Penyebutannya lebih dihubungkan ke arah klenik atau supranatural. Dan bila seorang akademisi, seperti Musni Usmar yang notabene bergelar professor membahas pulung, maka akan menimbulkan kegegeran.



Nggak pake lama, cuitan tersebut disambar akun @maklambeturah dan ratusan warganet lainnya :



Dan pada tanggal 10 Mei 2019, Sang Rektor sepertinya menyadari kesalahannya Dan buru-buru mengunggah video sebagai ungkapan permintaan maafnya :

https://youtu.be/Gq5GweCB63E

Cuitan 'nyeleneh' dari Musni Usmar ditanggapi oleh Professor Thamrin Ahmad Tomagola, guru Besar Universitas Indonesia yang kebetulan pernah menjadi dosen Musni Usmar



Apa daya cuitan sudah telanjur menjadi guyonan warganet pengguna Twitter. Semoga saja situasi akan segera redam. Semoga saja Musni Usmar bisa lebih berhati-hati bermain sosial media. Tabik.