Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

londo.046Avatar border
TS
londo.046
Pajak Pergaulan
Quote:




Pernah tidak kita datang ke acara nikahan teman? Kelahiran anaknya teman? Atau mungkin yang sudah senior, datang ke acara sunatan anaknya teman? Saya yakin pasti pernah. Apakah kita datang ke tempar resepsi dengan tangan hampa? Untuk beberapa kasus mungkin iya. Mungkin karena si punya hajat adalah orang tajir melintir yang tidak lagi butuh sumbangan. Tapi sebagian besar, masih mau menerima sumbangan. memang bukan kewajiban untuk datang memberi sumbangan, tapi apakah kita tidak malu jika datang dengan tangan kosong, sementara teman-teman lain menyumbang?

Bentuk sumbangan pun macam-macam. Bisa kado berupa barang, bisa juga amplop yang diisi uang. Soal nominal tentu menyesuaikan seberapa dekat hubungan pertemanan kita dengan si punya hajat. Kalau dekat banget, bisa-bisa sumbangan diberikan sebelum acara. Misalnya menyumbang tenda berikut meja kursinya. Rokok untuk jagongsekian slop. Atau yang lebih mantab lagi, menyumbang hiburan orkes lengkap dengan kebutuhannya.

Sumbangan inilah yang saya samakan dengan Pajak Pergaulan. Kalau kita tidak membayar (menyumbang) mungkin dampaknya saat ini tidak akan terasa, Tapi seiring berjalannya waktu, saat teman kita tahu kita tidak menyumbang saat dia punya hajat, mungkin pertemanan akan rusak. Karena kita dianggap sebagai teman yang tidak peduli.



Apakah kita pernah terbebani ketika mengeluarkan itu semua? Jawaban ini tentu subjektif. Untuk yang penghasilannya besar, budget sumbangan tentu bukan masalah. Tapi bagaimana dengan yang budgetnya pas-pasan? Di sini kadang menjadi dilema. Mau nyumbang sedikit kok tidak enak karena kawan dekat, mau nyumbang banyak kok duit di dompet mepet.

Belum lagi jika kita masuk bulan Dzulhijah seperti sekarang atau disebut Besar oleh orang jawa. Dimana bulan ini dianggap sebagai bulan baik untuk menyelenggarakan hajat, terutama pernikahan. Sudah dipastikan budget untuk Pajak Pergaulan ini akan melonjak drastis. Apalagi kalau kita termasuk orang dengan jumlah teman yang banyak dan tersebar di beberapa kota. Yang namanya kondangan, sudah kayak tour antar kota.



Setiap pulang ke rumah habis aktivitas, sudah ada dus isi makanan. Jangan dianggap remeh dus seperti ini. itu artinya si pemilik hajat mengundang kita untuk datang ke hajatannya. Sehari bisa lebih dari satu, atau minimal satu.

Lalu bagaimana cara mengatur budget untuk mensiasati pajak pergaulan? Agar dompet kita tetap terisi namun pertemanan tetap abadi? Untuk bujangan yang tinggal sendiri, silahkan tidak usah jajan di luar. Budget untuk jajan dialihkan untuk memberi sumbangan ke teman. Yah meskipun harus tetap nombok sih, Masak iya mau nyumbang teman dekat cuma seharga udut satu bungkus? Kalau yang sudah berumah tangga, sepertinya pos untuk ini sudah ada. Jadi tidak ada masalah.

Selanjutnya, bersyukurlah. Ketika teman mu mengundang mu di acara specialnya, itu artinya eksistensi mu diakui. Tidak mudah untuk diakui lho. Dengan bersyukur, datang, ketemu dengan banyak orang, siapa tahu kan ada peluang. Entah itu bisnis bareng, kerja sama, atau kesempatan kerja. Sering dari obrolan di acara jagong manten menemukan ide-ide baru, relasi baru, bahkan deal proyek baru.

Last. Bahagia. Sebagai makhluk sosial, kodrtat manusia itu berinteraksi. Ketika manusia berinteraksi dengan sesamanya, apalagi teman yang sudah saling mengenal tentu akan menimbulkan sensasi bahagia. Bahagia itu mahal harganya boss. Orang yang sakit itu tidak bahagia. Dia akan rela gelontorkan hartanya berapapun asal bisa bahagia. Sayangnya tidak banyak yang berhasil. Lha sakitnya parah.

Well, pajak pergaulan memang terlihat memberatkan. Tapi lebih berat lagi jika kita tidak punya kesempatan untuk membayarnya. Itu sama artinya kita tidak punya kawan. Apa sih nikmatnya hidup sendiri? Saya kira tidak ada. Jadi, mari kita kumpulkan relasi sebanyak-banyaknya. Agar pajak pergaulan yang harus kita bayar besar. bukankah semakin besar pajak yang kita bayar, sama artinya harta kita makin banyak? Sama artinya kita punya teman banyak? Salam Damail.



Ciaooo

Sumber: Perenungan Sendiri.
Sumber Gambar: di sini, di sini, di sini
5
11.8K
104
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan