Jakarta - Dalam salah satu rapat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pernah menyinggung soal Wi-Fi bernama 'Al-Maidah' dengan password 'kafir'. Ahok menjelaskan hal tersebut dilakukan terutama untuk menyindir PNS-PNS di lingkungan Pemprov DKI Jakarta yang tidak suka terhadapnya.

Ahok menyampaikan hal tersebut diawali dengan pertanyaan dari majelis hakim kenapa bisa keluar pernyataan seperti itu. Menurut Ahok, beberapa PNS DKI Jakarta ada yang kentara tak suka kepadanya.

"Kenapa saya sampaikan itu, karena mereka (massa) demo saya terus, menolak saya. Dan oknum pejabat pun banyak yang tidak suka saya juga. Ada beberapa yang kelihatan," ujar Ahok dalam persidangan di Kementerian Pertanian, Jl RM Harsono, Jakarta Selatan, Selasa (4/4/2017).

'Mereka' yang dimaksud Ahok adalah massa yang selalu melakukan aksi setiap Jumat di lingkungan Balai Kota sejak dia diangkat sebagai gubernur.

"Itu demo tiap Jumat. Sejak 2014 sejak saya naik itu tiap Jumat demo, menolak gubernur kafir, pakai Al-Maidah segala macam, Rizieq yang pimpin, tiap Jumat pokoknya," ujar Ahok.

"Demo melulu, saya ledekin. Saya tantang mereka kenapa nggak ikut demo saja. Saya sindir mereka, jadi PNS kok tidak bisa terima gubernur konstitusi gitu. Itu maksudnya," ucapnya.

Kebetulan, saat demo itu berlangsung, dia sedang menggelar rapat dengan sejumlah PNS atau pejabat Pemprov DKI. Dalam rapat itu dibahas soal ruang ramah anak.

"Saya kira masjid itu beri lahan yang lebih besar supaya ada halaman, saya ingin bangun ruang publik terpadu ramah anak, ada masjid," ucap Ahok.

"Buat persyaratan, kalau anak-anak mau bermain di taman, harus bisa baca dulu Alquran. Jadi dibuatkanlah password dari Alquran. Kebetulan surat yang saya ingat itu Surat Al-Maidah 51," kata Ahok.

Mengenai password, karena dalam posisi sedang rapat dengan PNS yang, menurut Ahok, ada yang tidak suka kepadanya, ia kemudian berseloroh password-nya 'kafir'.

"Nah password-nya, karena ada demo, kita boleh dong, 'kafir'," ujar Ahok. (rna/nkn)