Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bhekaAvatar border
TS
MOD
bheka
Kampung Tradisional Dokar yg Eksotis di Maumere Flores.


Flores ternyata tidak hanya memiliki pantai-pantai yang indah tetapi juga perkampungan tradisional yang kaya akan adat dan budaya. Salah satu diantara kampung yang ada di Maumere ini misalnya, Kampung Doka menyimpan berbagai hal unik yang bisa menarik para wisatawan untuk berkunjung. Ada apa saja disini?

Kampung tradisional Doka berjarak 20 km dari Kota Maumere, dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Jika anda menuju kampung Doka, selama perjalanan akan disuguhi dengan pemandangan bukit yang hijau dan juga belokan-belokan. Untuk kondisi jalan menuju lokasi, tergolong baik hanya saja tidak terlalu lebar, oleh karena itu perjalanan menggunakan roda empat khususnya tidak dapat melaju dengan cepat, apalagi jika berpapasan dengan kendaraan lain seperti angkutan umum yang biasa menuju kampung Doka.


Video Kekayaan Budaya dan Alam Maumere Flores

Great Collaboration Video by Giri Prasetyo, Barry Kusuma, Michael Sjukrie & Budi Supriyanto.

Kampung Doka merupakan bagian dari kelurahan Bola, daerah ini terkenal dengan masyarakatnya yang memiliki keahlian membuat tenun tradisional dengan warna dan corak yang khas. Oleh pemerintah, Kampung Doka menjadi salah satu desa yang dikembangkan dan dibina untuk desa wisata yang ada di Pulau Flores, seperti beberapa desa lainnya. Hal ini bermula dari bantuan Kornelis Djawa, seorang penggagas pariwisata. Sejak tahun 1997 terjadi perkembangan di desa Doka, berbagai seni budaya terus ditampilkan sebagai bentuk promosi wisata dan pengenalan akan adat budaya daerah setempat. Sejak 2010, anak dari Kornelis Djawa bernama Cletus Lopez melanjutkan perjuangan ayahnya untuk terus mengembangkan kampung Dako, kini banyak orang yang mengenal dan datang ke desa ini. Biasanya setiap wisatawan yang datang akan disambut dengan tarian tradisional dan dapat melihat langsung keindahan tenun yang dibuat oleh masyarakat Desa Doka. Kehidupan di Kampung Doka saat ini sudah sedikit bercampur dengan modernitas namun dalam hal tradisi, mereka masih mempertahankannya.


Setiap pengunjung yang datang ke kampung Doka dapat merasakan kehangatan dan keramahan masyarakatnya, hal ini tercermin dari setiap penyambutan warga untuk wisatawan berupa tarian penyambutan, hidangan makanan dan minuman khas dan juga pertunjukan pembuatan kain ikat yang menjadi andalan Desa Doka.

Tarian Tuare Tala’u

Sudah menjadi kebiasaan warga kampung Doka untuk menyambut tamu yang datang dengan tarian penyambutan. Tarian Tuare Tala’u adalah tarian yang biasanya dilakukan sebagai bentuk penyambutan. Awalnya, zaman dulu tarian Tuare Tala’u hanya dilaksanakan untuk menyambut prajurit yang pulang dari peperangan dalam keadaan menang, namun kini tarian tersebut dilaksanakan untuk menyambut kedatangan tamu.


Tarian ini dilakukan oleh beberapa orang, lima orang memegang sebatang bambu kemudian beberapa wanita mengelilinginya sambil menari sambil mengepit pisau kayu yang diikat dengan bulu ekor kuda serta kain warna-warni, pada jemari mereka terdapat rangkaian bunga dan sapu tangan yang diayunkan sesuai musik tradisional dan tabuhan gendang yang dimainkan. Pada saat bambu ditegakkan, seorang prajurit akan menaiki bambu tersebut, ia kemudian berputar-putar menari. Sementara yang lainnya, menyangga bambu agar tetap kokoh. Setiap penari menggunakan kain ikat yang berwarna hitam.

Kain Ikat Tradisional



Daya tarik lainnya di kampung Doka adalah kain ikat yang dibuat warga setempat khususnya para perempuan dengan menggunakan warna alami dan corak yang khas. Setiap proses pembuatan bisa dilihat disini, mulai dari pemintalan benang, pewarnaan, hingga menenun. Semua dilakukan dengan cara tradisional. Pewarnaan alami untuk kain menggunakan bahan alam seperti mengkudu, asam, loba, indigo, dll, semua bahan ini berasal dari hutan yang ada diperbukitan sekitar Kampung Doka.


Kain-kain ikat yang telah selesai akan dipajang disebuah batang bambu yang memanjang dalam ruangan khusus, para wisatawan dapat melihat dan memilih langsung jika berminat untuk membeli. Harga yang ditawarkan bervariasi sesuai jenis kain dan ukurannya, kisaran harga antara 250 ribu – 2 juta, harga yang cukup sesuai, melihat bagaimana rumit serta panjangnya proses pembuatan dari benang hingga menjadi kain.


Video Kekayaan Budaya dan Alam Maumere Flores

Great Collaboration Video by Giri Prasetyo, Barry Kusuma, Michael Sjukrie & Budi Supriyanto.


Photography oleh Barry Kusuma (Travel Photographer).
www.alambudaya.com(Travel and Photography, Travel Journey from Barry Kusuma.)
http://instagram.com/barrykusuma (Inspiring Photos through the Lens)
https://www.facebook.com/barrykusumapage/ (Barry Kusuma Facebook Fan page)
https://www.youtube.com/barrykusuma (Barry Kusuma Youtube Channel, Video dari Sabang sampai Merauke.)
www.barrykusuma.com (Gallery Foto, dari Sabang sampai Merauke)
https://plus.google.com/+BarryKusuma/ (Google Plus Social Network).
Follow my Twitter for Free Travel Tips @BarryKusuma
Diubah oleh bheka 03-03-2016 12:45
0
21.8K
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan