Empat tahun berlalu sudah sejak pertama kita bertemu. Kamu masih inget? Aku melihat seorang anak laki-laki dengan mata sipit dan rambut seperti landak yang terlambat masuk sebuah program belajar intensif. Bahkan sejak saat itu, aku sudah mulai tertarik sama kamu. Hari demi hari berlalu, kita belajar bersama tanpa saling mengenal. Aku simpan perasaanku, kupikir ini bukan saat yang pantas kan? Karena kita berdua sama-sama sedang berjuang untuk meraih masa depan. Tapi diam-diam aku sering menatapmu. Entah karena sengaja, atau pun tidak sengaja, ternyata kita sering bertemu pandang. Sampai akhirnya kamu mulai berani mengajaku berbicara. Saat itu aku sengaja bermain game kesukaan kita didepanmu. Maaf hehe. Tapi aku harus bikin kamu bicara sama aku.
Sejak saat itu kita saling mengenal, dan perasaan suka itu terasa semakin kuat. Seperti sebuah magnet yang terus menarikku untuk ada di dekatmu. Aku yang memang adalah seorang pemalu, ternyata mudah kau tarik kedalam lingkaranmu. Terasa begitu mudah, terlalu mudah. Kamu inget malam terakhir kita d program intensif itu? Kucing itu, kamera mu, film kesukaan kita, dan 'roomboy'. Semuanya menjadi kenangan paling indah yang kusimpan rapat2 di dalam memoriku.
Bahkan ketika kita jauh pun aku tidak bisa berhenti memikirkan mu. Aku memang kadang terlihat sedikit jual mahal, tapi kamu harus tau, bahwa itu adalah caraku menyembunyikan rasa malu atas sikap terbukamu.
"Kangeeen" katamu. Kamu gatau rasanya saat itu aku ingin meledak karena terlalu senang. Maaf karena aku tidak membalasmu mengatakan hal yang sama. Karena ketika kita jauh, aku merasa takut kehilanganmu. Maaf karena aku tidak pernah bisa mengatakannya.
Saat bersamamu adalah saat bahagiaku, seperti sebuah sudut yang tidak mengenal kenyataan di dalam hidupku yang berantakan. Kupikir aku bisa terus kembali kesini setiap kali kenyataan terasa terlalu menyesakkan. Tapi ternyata kenyataan lah yang menghancurkan sudut bahagiaku bersamamu.
Aku kehilangan arah, aku terkatung-katung mencarimu, mencari sudut bahagiaku. Memohon, meratap. Aku kehilanganmu. Karena aku. Bukan karena kamu.
Ya aku tau aku masih sering menyalahkanmu. Tp lagi itu adalah caraku menutupi rasa sakitku. Maaf karena aku membencimu, maaf karena aku mengganggumu. Dan terimakasih untuk semua kisah indah ini. Once in a while, in the middle of ordinary life, loves gives us a fairy tale. And you are my fairy tale.

To RPI

kalo udh gini caranya melepaskan gimana?
*biar ga curhat doang*