Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

damarwulanAvatar border
TS
damarwulan
Ritual Seks Gunung Kemukus Salah Kaprah
“Sing sapa duwe panjongko marang samubarang kang dikarepake, bisane kelakon iku kudu sarono pawitan temen, mantep kanthi ati kang suci, aja slewang-sleweng, kudu mandeng marang kang katuju, cedhakna dhemene kayadene yen arep nekani marang panggonane dhemenane". (Barang siapa punya hasrat atau tujuan untuk hal yang dikehendaki, maka untuk mencapainya harus dengan kesungguhan, mantap, dengan hati yang suci, jangan serong kanan/kiri, harus konsentrasi pada yang dikehendaki, dekatkan keinginan seperti menuju ke tempat kesangannya).

Begitulah wangsit sesepuh di Bumi Sukowati pada zaman dulu kepada banyak orang yang datang ke makam Pangeran Samudro untuk berziarah minta berkah. Bumi Sukowati yang kini popular dengan sebutan Gunung Kemukus, menurut Juru Kunci ke-8, Hasto Prastomo, semula merupakan kawasan perbukitan yang memiliki ketinggian sekitar 300 meter dari permukaan air laut dan lokasinya berada di Dusun Gunungsari, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.

Sejak kawasan puncak perbukitan digunakan sebagai makam Pangeran Samudro, seorang putra Raja Majapahit, Prabu Brawijaya Pamungkas atau Prabu Brawijaya V, setiap menjelang musim kemarau atau musim hujan dari puncak bukit tersebut nampak mengepulkan asap warna hitam (kukus-red) yang kemudian berubah wujud menjadi semacam kabut yang selalu menyelimuti kawasan puncak bukit, sehingga akhirnya kawasan perbukitan itu dipopulerkan dengan sebutan Gunung Kemukus.

Dengan wangsit seorang sesepuh tersebut, nampaknya disalah-artikan oleh sementara orang yang menerimanya pada saat itu. Kata ‘dhemenan’ dalam wangsit itu, oleh mereka ditafsirkan sebagai orang yang bukan muhrimnya, sehingga pada perkembangannya kemudian, hampir semua peziarah yang datang ke makan Pangeran Samudro untuk memohon berkah, selalu mencari pasangan sesama peziarah untuk bersama melakukan ritual yang berupa hubungan layaknya suami istri resmi di sekitar makam.

Menurut Hasto Prastomo, sejalan dengan adanya salah tafsir atas wangsit seorang sesepuh tersebut, diikuti dengan dibelokkannya sejarah wafatnya Pangeran Samudro dan Nyai Ontrowulan hingga pekamannya di kawasan bukit Gunungsari tersebut. “Ada yang mengisahkan Pangeran Samudro dan Nyai Ontrowulan wafat bersama akibat dirajam oleh penduduk dengan tuduhan tertangkap basah saat mereka akan berselingkuh,” ujar Hasto.

Saat tertangkap, Pangeran Samudro konon menyatakan sumpah, bahwa siapan saja yang melanjutkan niatnya hingga melakukan hubungan seks, maka dia akan mengabulkan permintaannya. Padahal, yang benar, Pangeran Samudro wafat lebih dulu dalam perjalanan pulang ke Kasultanan Demak, setelah dia selesai mendalami Agama Islam, di Padepokan Kyai Ageng Gugur, di Desa Pandan Gugur, yang lokasinya berada di lereng Gunung Lawu atas dhawuh Sultan Demak lewat Sunan Kalijaga yang selama Pangeran Samudro bermukim di kasultanan menjadi guru ngajinya.

“Nyi Ontrowulan, konon sangat sayang kepadanya, sehingga ketika Sultan Demak memberitahu putra kesayangannya wafat dan dimakamkan di puncak bukit Sukowati, dia langsung menyusul sehingga akhirnya mukswa setelah mandi suci di sebuah sendang di dekat makam dan tak diketahui rimbanya sampai sekarang,” ujar Hasto menambahkan.

Akibat lebih jauh dari salah tafsir wangsit dan pembelokan sejarah perjalanan Pangeran Samudro hingga wafat dan pemakamannya di puncak bukit Gunungsari itu, dijadikan legitimasi oleh semua peziarah untuk melakukan ritual berupa hubungan seks dengan pasangan slingkuhnya, setiap kali datang ke Gunung Kemukus, utamanya pada hari baik, yaitu Jumat Pon dan Jumat Kliwon, yang konon dua hari itu merupakan hari wafatnya dan ritual selamatan tujuh hari wafatnya Pangeran Samudro. “Akibat lebih jauh dari dua fakta yang tak benar itu, akhirnya ritual seks di Gunung Kemukus menjadi ritual yang salah kaprah, karena meski salah ternyata dilakukan oleh semua peziarah yang datang,” tambahnya pula.

Sumur


Ini namanya bukan Ziarah Kubur tapi Ziarah Lendir emoticon-Ngakakemoticon-Ngakak
0
6.2K
32
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan