Ratusan peserta penerimaan calon anggota polisi memprotes ketidakjelasan proses seleksi calon siswa Tantama Polri di Provinsi Maluku.

Proses itu dinilai janggal, karena panitia mengugurkan peserta yang sudah lulus proses seleksi psikotes, tanpa menunggu proses seleksi selanjutnya.

Salah seorang calon pendaftar yang dinyatakan lulus, Petrus Siayaha, menuturkan kekesalan mereka bermula, ketika panitia meniadakan tes kesehatan tahap II.

Sementara itu, pada 29 Mei 2015, ratusan peserta yang sudah lulus psikotes sudah diminta menunggu untuk menjalani tes kesehatan tahap II.

"(Waktu itu) Kami diharapkan datang untuk pembagian kelompok, guna mengikuti tes kesehatan kedua. Tapi tiba-tiba ada pengumuman baru, jika yang lolos hanya 70 orang dari 200 calon yang awalnya dinyatakan lolos," ujar Petrus, yang menggelar aksi protes di DPRD Maluku, Kamis 4 Juni 2015.

Kejanggalan lain diungkapkan peserta lainnya, Niko Siayaha. Ia mengatakan, kala itu, jadwal untuk pembagian kelompok untuk mengikuti seleksi kesehatan tahap II juga tidak pasti.

Awalnya, para peserta diminta datang pada 1 Juni 2015 di Islamic Centre pukul 10.00 WIT. Tetapi, hingga pukul 18.00 WIT, barulah disampaikan alasan penundaan. Dengan alasan, bila Kapolda Maluku belum menandatangani surat kelulusan.

"Karena hari Selasa itu tanggal merah, maka kami diminta kembali datang pada hari Rabu. Namun, kami digugurkan. Dengan dalih, nilai kami tidak cukup. Sementara, kan kami sudah dinyatakan lolos sebelumnya, lalu kenapa kami digugurkan kembali," sesal Niko.

Sebab itu, sejumlah peserta tes berharap, ada perhatian dari DPRD tentang ini. Mereka berharap, DPRD dapat membantu membuka transparansi penerimaan calon anggota polisi tersebut.

"Kami minta DPRD Maluku, ikut membantu kami mencari kebenaran dari ketidakwajaran pengumuman hasil seleksi Tantama yang kami ikuti," ujar Petrus.

http://nasional.news.viva.co.id/news...edium=facebook

sabar ya dik