Balita 9 Bulan Dua Kali Diracun Tikus Makin Bernasib Suram



SICOM-Putri Dewina Sari balita berusia 9 bulan, putri pertama pasangan Jarwo dan Sulastri asal Desa Sukowiyono, Kecamatan Padas, Ngawi, benar-benar bernasib malang. Sudah dua kali nyawanya terancam akibat diracun tikus bapak kandungnya, penderitaan balita mungil makin bertambah lantaran keluarga yang merawat mempunyai kejiwaan labil. Selain itu yang sangat memprihatinkan kondisi perekonomian orang tuanya sangatlah minus berada dibawah garis kemiskinan.

Saat media melihat langsung dilokasi rumahnya, Putri Dewina Sari ternyata diasuh oleh satu keluarga yang mempunyai kelainan jiwa atau istilah medisnya psikopas. Pernyataan kelainan jiwa ini tidak lepas dari penjelasan dr.Heri Nuhfahrudin Kepala Puskesmas Padas. Putri demikian panggilanya, harus berteduh dirumah layaknya gubuk selain reyot disekelilingnya merupakan areal persawahan. Dalam rumah tersebut ditinggali Sulastri (28) ibu kandung Putri dan kakek neneknya Sadi (50) juga istrinya Kami (45).

Kontan saja dilihat dari sisi kesehatan kondisi Putri sangatlah suram, sewaktu-waktu bisa saja terserang penyakit yang diakibatkan serangan nyamuk. Selain ancaman penyakit, tentunya kondisi gizi si balita malang itu juga bakal terancam meski kondisi sekarang ini sangatlah normal. Menurut Supatmiasih tetangga dekatnya, satu keluarga yang terdiri 4 orang ini hanya menggantungkan hidupnya pada Kami nenek Putri.

“Untuk mencukupi kebutuhanya ya Mbah Kami ini meminta-minta dilingkungan sekitar bahkan sampai desa tetangga sana,” terangnya. Anehnya, Sadi kakek Putri sebenarnya dalam kondisi sehat secara fisik namun dikenal sebagai orang pemalas. Bahkan kalau mendapakan bantuan dari tetangga sekitar atau pihak lain bukanya dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari melainkan untuk kebutuhan yang tidak jelas arahnya.

“Misalkan kalau mendapakan uang gitu Sadi ini malah enak-enak makan diwarung tanpa memikirkan nasib keluarganya, padahal uang itu hasil meminta-minta dari Mbah Kami istrinya itu,” ungkap Supatmiasih.

Dan lucunya, Jarwo selain dikenal sebagai orang yang ‘tega’ terhadap putri kandungnya juga melakukan perilaku yang boleh dibilang nyeleneh. Papar Supatmiasih, tidak jarang Jarwo melakukan buang hajat entah itu buang air kecil maupun berak disembarang tempat tidak terkecuali didalam rumah mertuanya itu. “Jarwo itu tiap kali ke rumah istrinya itu memang aneh perilakunya, seperti berak cukup didalam rumah dan itu yang membuang kotoranya ya Mbah Kami itu,” tambahnya.

Penderitaan Kami tidak hanya berhenti soal mencari nafkah dengan mengandalkan belas kasihan dari para tetangganya. Tiap kali Sadi maupun Sulastri hendak mandi pasti yang mencarikan air pasti mengandalkan tenaga Kami yang mulai rapuh.

Kemudian Galuh Wigati sebagai bidan desa setempat mengaku kebingungan terhadap pemikiran keluarganya Sulastri. “Gimana ya bocah balita itu mau dirawat oleh dinas sosial juga tidak boleh apalagi di adopsi orang lain, padahal yang kepengen merawat bocah itu banyak kok, bahkan Sadi maupun Kami mau diberikan pelatihan pekerjaan oleh dinas sosial juga tidak mau,” terang Galuh Wigati.

Untungnya, para tetangganya sadar akan kondisi keluarga Sulastri terlebih nyawa Putri Dewina Sari sudah berulangkali terancam akibat ulah bapak kandungnya. Menurut salah satu tetangga Sulastri yang enggan disebut namanya menjelaskan sudah sepantasnya Jarwo dihukum berat kalau tidak bisa saja nyawa bocah balita bakal terancam lagi. “Disini para pemuda memang mengawasi perilaku Jarwo itu, kalau dibilang tidak waras kok pernah mencuri kan aneh,” pungkasnya. Pr

sumber : http://www.siagaindonesia.com/2014/0...bernasib-suram